Sutradara : Upi Avianto
Pemain : Herjunot Ali, Vino G. Bastian, Nadine Chandrawinata, Shandy Harun, Barry Prima
Produksi : Virgo Putra Films @ 2006
Saya benar-benar merasa minder dan cupu kalau menonton film ini. Semasa SMA dulu—bahkan sampai detik ini, penampilan saya tidak pernah se-rock n roll itu. Halah… apa sih, Dun? Sulit memulai komentar tentang film ini ya?
Dahsyat… dahsyat… filmnya keren. Saya suka, dan tidak pernah bosan menontonnya. Sangat anak muda dengan freestyle dan anti-kemapanannya. Sangat realistis. Bagi saya, ini menjadi dunia baru yang bisa saya sentuh dari masa-masa remaja yang tidak pernah saya sentuh sebelumnya. Secara pribadi, kehidupan saya cenderung datar dan lebih sering berada di titik-titik yang aman. Tidak seperti yang terjadi di film ini.
Nugi (Herjunot Ali) dan Ipank (Vino G. Bastian) adalah sepasang sahabat yang menjalani hari-harinya secara rock n roll, cara yang paling mereka sukai. Identik dengan gaya urakan dan hura-hura, penuh keceriaan. Tetapi di balik semua itu, mereka masih manusia biasa yang tetap tidak bisa menghindar dari masalah.
Nugi harus menerima kenyataan bahwa papanya yang dulu seorang pelatih taekwondoo, kini bertransformasi menjadi seorang perempuan anggun yang lebih mencintai salsa. Sedangkan Ipank harus berlapang dada dengan fakta bahwa dia bukanlah anak kandung dari orang tua yang selama ini hidup bersamanya.
Dan kemudian, Nugi dan Ipank terlibat konflik asmara karena menyukai gadis yang sama, Sandra (Nadine Chandrawinata). Membuat cerita ini semakin berisi, semakin terkait antara judul dan isi.
Selain lucu dan menghibur, film yang bagi saya bergaya sedikit Hollywood ini memiliki pesan yang bermakna. Bahwa kenyataan, sepahit apa pun adalah untuk dihadapi dan disikapi bukan untuk dihindari. Karena tidak ada satu orang pun yang tidak punya permasalahan. Dan setiap masalah selalu ada jalan keluarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar